Sabtu, 16 Oktober 2010

Epidemiologi dan peranannya di dalam pemecahan masalah kesehatan di masyarakat




A.EPIDEMIOLOGI
Istilah Epidemiologi berasal dari kata ‘EPI’ (atas), ‘DEMOS’ (rakyat; penduduk), dan ‘LOGOS’ (ilmu), sehingga epidemiologi dapat diartikan sebagai “Ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang terjadi /menimpa penduduk”. Epidemiologi tidak terbatas hanya mempelajari tentang epidemic (wabah).
Epidemiologi merupakan salah satu bagian dari Pengetahuan Ilmu Kesehatan Masyarakat (Public Health) yang menekankan perhatiannya terhadap keberadaan penyakit dan masalah kesehatan lainya, dalam masyarakat. Keberadaan penyakit masyarakat itu didekati oleh epidemiologi secara kuantitatif. Karena itu epidemiologi akan mewujudkan dirinya sebagai suatu metode pendekatan yang banyak memberikan perlakuan kuantitatif dalam menjelaskan masalah kesehatan.
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi penyakit dan determinannya pada manusia (MacMahon&Pugh, 1970). Distribusi penyakit dapat didistribusikan menurut orang (usia, jenis kelamin, ras), tempat (Penyebaran Geografis), dan waktu. Sedangkan pengkajian determinan,penyakit mencakup penjelasan pola distribusi penyakittersebut menurut factor-faktor penyebabnya.
WHO pada Regional Committee Meeting ke-42 tahun 1989 di Bandung juga telah membuat definisi mengenai epidemiologi yaitu
Ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat, dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah-masalah kesehatan.
Menurut sejarah perkembangan, Epidemiologi dibedakan atas :
·         Epidemiologi Klasik : terutama mempelajari tentang penyakit menular wabah serta terjadinya penyakit menurut konsep epidemiologi klasik.
·         Epidemiologi modern : merupakan sekumpulan konsep yang digunakan dalam studi epidemiologi yang terutama bersifat analitik, selain untuk penyakit menular wabah dapat diterapkan juga untuk penyakit menular bukan wabah, Penyakit tidak menular, serta masalah-masalah kesehatan lainnya.
Dari pengertian tersebut epidemiologi terdapat 3 hal Pokok yang dipelajari yaitu :
1. Frekwensi masalah kesehatan
Frekwensi yang dimaksudkan disini menunjuk pada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia/masyarakat. Untuk dapat mengetahui frekwensi suatu masalah kesehatan dengan tepat, ada 2 hal yang harus dilakukan yaitu :
            a. Menemukan masalah kesehatan yang dimaksud.
b. Melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut.
2. Distribusi ( Penyebaran ) masalah kesehatan.
Penyebaran / Distribusi masalah kesehatan disini adalah menunjuk kepada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksudkan dalam epidemiologi adalah :
a. Menurut Ciri – ciri Manusia ( MAN )
b. Menurut Tempat ( PLACE )
c. Menurut Waktu ( TIME )
 3. Determinan ( Faktor – factor yang mempengaruhi )
Yang dimaksud disini adalah menunjuk kepada factor penyebab dari suatu penyakit / masalah kesehatan baik yang menjelaskan frekwensi, penyebaran ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Dalam hal ini ada 3 langkah yang lazim dilakukan yaitu :
a. Merumuskan Hipotesa tentang penyebab yang dimaksud.
b. Melakukan pengujian terhadap rumusan Hipotesa yang telah disusun.
c. Menarik kesimpulan.
            Dalam penerapannya kegiatan epidemiologi dapat dibagi dalam dua bentuk utama . epidemiologi deskriptif terutama menganalisi masalah yg ada dalam suatu populasi tertentu serta menerangkan keadaan dan sifat maslah tersebut, termasuk berbagai factor yang erat hubungannya dengan timbulnya masalah. Contohnya : ingin mengetahui frekuensi penderita TBC paru di suatu daerah. Untuk itu dikumpulkanlah data tentang penderita penyakit TBC paru di daerah tersebut.
Epidemiologi analitik bila telah mencakup pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya frekuensi, penyebaran serta munculnya suatu masalah kesehatan.\Diupayakan untuk adanya jawaban terhadap factor penyebab yang dimaksud (why) untuk kemudian dianalisi hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan. Contohnya : ingin mengetahui pengaruh rokok terhadap timbulnya penyakit kanker paru. Untuk itu dilakukan perbandingan antara kelompok orang yang merokok dengan yang tidak merokok, kemudian dilihat jumlah penderita penyakit kanker paru untuk masing-masing kelompoknya. Dari perbedaan yang ada dapat disimpulkan ada atau tidaknya pengaruh rokok terhadap penyakit tersebut.

B.Ruang lingkup Epidemiologi
 Ruang lingkup kajian Epidemiologi mencangkup:
·         Penyakit menular Wabah
·         Penyakit menular bukan wabah
·         Penyakit tidak menular
·         Masalah kesehatan lainnya
program KB
program perbaikan lingkungan Pemukiman
program pengadaan & sarana pelayanan kesehatan
-dll
Secara Praktis ruang lingkup epidemiologi lapangan dan komunitas dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu studi mengenai fenomena dan studi mengenai penduduk Keunikan Epidemiologi jika dibandingkan dengan cabang-cabang lain ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan ialah:
a.       Epidemiologi tidak mempelajari individu, melainkan kelompok orang.
b.      Epidemiologi memperbandingkan satu kelompok denga kelompok lainnya dalam masyarakat.
c.       Epidemiologi mempelajari apakah kelompok dengan kondisis tertentu daripada kelompok tanpa kondisi tersebut. Kelompok yang lebih sering memiliki karakteristik tertentu tersebut dinamakan kelompok neresiko tinggi (high risk group).
FENOMENA
PENDUDUK

·         Status kesehatan & fisiologi
·         Penyakit dan kematian
·         Perilaku yang berhubungan dengan kesehatan
·         Determinan dari masing-masing tersebut diatas
·         Program intervensi dari masing-masing tersebut diatas

·         Karakteristik kelompok, mis: usia, jenis kelamin, kebudayaan
·         Karakteristik perilaku
·         Factor-faktor risiko dalam kelompok penduduk
·         Keadaan lingkungan

C.Jenis- jenis Studi Epidemiologi
Epidemiologi menekankan upaya menerangkan bagaimanadistribusi penyakit dan bagaimana berbagai factor menjadi factor penyebab penyakit tersebut. Untuk mengungkapkan dan menjawab masalah tersebut, epidemologi melakukan berbagai cara yang selanjutnya menjadikan epidemiologi dapat dibagi menjadi beberapa jenis.
      a. Epidemiologi Deskiptif :  mempelajari peristiwa dan distribusi penyakit.
       Contohnya adalah mengenai vibrio papahaemolyticus,bakteri yang dapat diisolasi dari air laut yang merupakan salah satu penyebab utama keracunan makanan (food poisoning). Distribusi vibrio ini ternyata banyak ditemukan di daerah pesisir pantai khususnya di daerah-daerah terbuka dekat pelabuhan besar. Distribusi mereka tergantung pada temperature air sehingga mereka banyak ditemukan pada musim panas, dan lebih kurang ditemukan pada musim dingin. Karena itu kejadian keracunan makana lebih sering terjadi pada musim panas daripada musim lainnya.
b. Epidemiologi analitik    : mempelajari factor-faktor yang mempengaruh distribusi penyakit (‘determinan’nya).
Misalnya setelah ditemukan secara deskriptif bahwa perokok yang menderita kanker paru, maka perlu dianalisis lebih lanjut apakah memang rokok itu merupakan factor determinan/penyebab terjadinya kanker paru.

D. Peranan Epidemiologi dalam kesehatan masyarakat
    
      Dari kemampuan Epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan factor-faktor penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan maka epidemiologi diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa:
a.       Mempelajari riwayat status kesehatan atau jenis penyakit yang sering berjangkit pada sekelompok masyarakat dari waktu ke waktu, studi ini dipergunakan untuk keperluan projeksi di masa mendatang.
b.      Mendiagnosis status kesehatan dari masyarakat denagn cara mengukur frekuensi penyakit, yang meliputi angka kematian dan agnka kesakitan yang terjadi di masyarakat.
c.       Mempelajari mekanisme kerja suatu pelayanan kesehatan untuk keperluan evaluasi kebutuhan dan efektivitas pelayanan kesehatan yang ada.
d.      Mengestimasi factor resiko yang mungkin dapat menimbulkan suatu penyakit pada individu dalam masyarakat, seperti risiko akibat merokok denang frekuensi penyakit kanker paru-paru.
e.       Melengkapi gambaran klinik penyakit kronik pada masyarakat, agar dapat memberikan informasi secara jelas mengenai riwayat perjalanan penyakitnya.
f.       Surveillance dan monitoring terhadap penyakit yang menular dan berbahaya utk keperluan preventif agar tidak berjangkit luas di masyarakat.
g.      Mengidentifikasi sindrom gejala-gejala penyakit yang belum jelas di masyarakat seperti sindrom defisiensi kekebalan yang terjadi oleh karena factor resiko tertentu (AIDS).

E.Peranan Epidemiologi dalam memecahkan masalah kesehatan di masyarakat.
         
            Peranan epidemiologi dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat meliputi :
1.      Epidemiologi penyakit menular
Bentuk ini  yang  telah banyak memberikan peluang dalam usaha pencegahan dan penanggulangan penyakit menular tertentu. Berhasilnya manusia mengatasi berbagai gangguan penyakit menular dewasa ini merupakan salah satu hasil gemilang dari epidemiologi.
2.      Epidemiologi penyakit tidak menular
Pada saat ini sedang berkembang pesat mencari berbagai faktor yang memegang peranan dalam timbulnya berbagai masalah penyakit tidak menular seperti, kanker, penyakit sistemik, serta berbagai penyakit menahun lainnya termasuk masalah meningkatnya masalah kecelakaan lalu lintas dan penyalahgunaan obat-obatan tertentu. Bidang ini banyak digunakan terutama dengan meningkatnya masalah kesehatan yang bertalian erat dengan berbagai gangguan kesehatan akibat kemajuan dalam berbagai bidang terutama bidang industri yang banyak mempengaruhi keadaan lingkungan, termasuk lingkungan fisik, biologis, maupun sosbud.
3.      Epidemiologi klinik
Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk membengkali para klinisi/dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi.
4.      Epidemiologi kependudukan
Merupaka salah satu cabang ilmu epidemiologi yang menggunakan sistem pendakatan epidemiologi dalam menganalisis berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta faktor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografis yang  terjadi di masyarakat. Sistem pendekatan epidemiologi kependudukan tidak hanya memberikan analisis tentang sifat karakteristik penduduk secara demografis dalam hubungannya dengan masalah kesehatan dan penyakit dalam masyarakat, tetapi juga sangat berperan dalam berbagi aspek kependudukan serta keluarga berencana.
5.      Epidemiologi  pengolahan pelayanan kesehatan
Bentuk ini merupakan salah satu sistem pendekatan manajemen dalam mengatasi masalah, mencari faktor  penyebab timbulnya suatu masalah serta penyusunan rencana pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu.
6.      Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
Bentuk ini  merupakan salah satu bagian epidemiologi yang mempelajari serta menganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja, baik yang bersifat fisik kimiawi, biologis, maupun sosial budaya serta kebiasaan hidup para pekerja.
7.      Epidemiologi kesehatan jiwa
Merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat baik mengenai  keadaan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
8.      Epidemiologi gizi
Dewasa ini banyak digunakan dalam analisis  masalah gizi masyarakat dimana masalah ini erat  hubungannya dengan berbagai faktor yang menyangkut pola hidup masyarakat. Pendekatan masalah gizi masyarakat melalui epidemiologi gizi bertujuan untuk menganalisis berbagai faktor yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi masyarakat, baik yang bersifat biologis, dan terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat.
F.Contoh peran epidemiologi dalam kesehatan masyarakat
Jumlah Penderita Kusta di Indonesia Masih Tinggi
01 Sep 2010
JAKARTA (Suara Kaiya) Penyakit kusta hingga kini masih menghantui 14 provinsi di Indonesia, empat provinsi di antaranya yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Dilaporkan ada lebih dari 1.000 kasus setiap tahunnya.
"Program pengendalian penyakit kusta nasional melaporkan ada sekitar 17.000-18.000 kasus baru setiap tahunnya. Prevalensi penyakit kusta belum menunjukkan kecenderungan menurun. Karena itu, penyakit kusta masih menjadi prioritas program," ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedya-ningsih dalam "Pertemuan Aliansi Nasional Eliminasi Kusta (ANEK) dan Eradikasi Frambusia", di Jakarta, Selasa (31/8).
Menkes menambahkan, Indonesia merupakan negara ketiga di dunia setelah India dan Brasil yang memiliki kasus kusta baru terbanyak. Secara nasional, Indonesia sebenarnya telah mencapai tingkat eliminasi terhadap kusta dengan angka prevalensi kurang dari satu per 10.000 pada tahun 2000.
"Namun dengan tingkat populasi yang cukup besar, maka jumlah penderita kus-ta baru sebanyak 18.000 orang per tahun terbilang cukup besar," katanya.
Menurut Endang Rahayu, program pengendalian kusta telah berhasil mengobati dan menyembuhkan sebanyak 375.119 penderita melalui Multi-Drug Therapy (MDT) sejak 1990 dan telah menurunkan 80 persen jumlah penderita dari 107.271 pada tahun 1990 menjadi 21.026 penderita pada tahun 2009.
Namun, diakui Menkes, beban akibat kecacatan akibat kusta masih tinggi yaitu sekitar 1.500 kasus cacat tingkat 2 masih ditemukan tiap tahunnya.
"Secara kumulatif, sejak tahun 1990-2009 terdapat sekitar 30.000 kasus cacat tingkat 2 yang antara lain mata tidak bisa menutup karena syaratnya terganggu, jari tangan atau kaki bengkok/kiting atau adanya luka pada telapak tangan dan kaki akibat mati rasa," tutur Menkes.
Besarnya beban akibat kecacatan kusta itulah, lanjut Endang Rahayu, mendorong Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencanangkan target menurunkan 35 persen angka cacat tingkat 2 pada tahun 2015 berdasarkan data tahun 2010.
(Tri Wahyuni)
DAFTAR PUSTAKA

1.      Epidemiologi dasar. http://arviant.web.ugm.ac.id/content/Epidemiologi%20dasar.pdf. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2010.
2.      Definisi Epidemiologi. http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/epidemiologi_kebidanan/bab1-definisi_epidemiologi.pdf. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2010.
3.      DR. Bustan, M.N, Arsunan, A. 1997.  Pengantar Epidemiologi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
4.      Dr. Chandra , Budiman. 1996.  Pengantar Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
5.      http://bataviase.co.id/node/3669



FKM UNDIP



SARI ANDRIYANI
E2A009037

Tidak ada komentar:

Posting Komentar